5 Alasan Kuat Tidak Menikah: Panduan Bahagia Melajang

Menikah adalah sebuah kontruksi sosial dalam masyarakat Indonesia. Pernikahan merupakan jalan untuk diterima dalam masyarakat, jalan untuk menguatkan status sosial, merupakan tujuan hidup dan tradisi dalam masyarakat komunal ini (Baca disini)

Seringkali orang disekitar kita tak percaya bahwa seseorang yang singlepun bisa bahagia. Saya tak menyangkal dalam hidup ini saya pernah kesepian, tapi siapakah didunia ini yang tak pernah kesepian ? Saya sudah cukup bahagia dengan hidup saya dan saya merasa hidup saya tetap berharga. Kenapa saya memilih tidak menikah ? Saya akan berikan alasannya :

1. Tidak Ingin Berkomitmen

Saya memiliki ketakutan dalam bertanggung jawab dalam satu hubungan. Saya memiliki komitmen rendah. Terkadang rasanya sulit juga mempercayai orang lain. Di tengah maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan dan masalah ekonomi yang ada di Indonesia, rasanya sulit untuk membangun rumah tangga. Lebih baik diri ini tidak menikah. Diri sendiri sudah cukup nyaman, kenapa harus membuang diri dalam jurang yang belum tahu kedalamannya ?. Daripada menjalin komitmen, bukankah hidup bebas dan mandiri terdengar lebih menyenangkan ?

2. Lebih Fokus pada Diri Sendiri

Menikah adalah pengorbanan. Diri ini bukan lagi 1 individu. Kita harus menerima keseluruhan keluarga pasangan. Baik atau buruknya. Bagi wanita sungguh tak mudah untuk mengejar karir sekaligus mengurus rumah tangga. Apalagi memuaskan hati mertua supaya kita disukai. Mertua adalah salah satu penyebab hancurnya pernikahan (Baca disini). Daripada meribetkan diri dengan hal-hal yang memusingkan, lebih baik memilih tidak menikah dan mencari kebahagiaan dengan fokus pada pengembangan diri, menekuni hobi dan meningkatkan karir. Diri inipun lebih puas dan bahagia dengan kenyamanan hidup sendiri.

3. Ingin Memperbaiki diri Sendiri

Sering sekali saya mendengar anak muda zaman sekarang berkata “Capek sekolah, mau nikah saja”. Seakan-akan menikah adalah solusi dari masalah kehidupan. Tak mau susah sendirian, menanggung bersama. Bukankah itu sangat egois ?

Saya adalah seseorang yang memiliki emosi tidak stabil, saya sadar saya terlalu banyak kekurangan. Daripada melimpahkan segala kekurangan itu pada orang lain, saya lebih suka memperbaiki diri sendiri dengan tidak menikah terlebih dahulu. Lebih baik menunggu diri ini stabil dan fokus pada pengembangan diri agar mendapatkan pasangan yang betul-betul tepat dan menjalani pernikahan itu tanpa penyesalan.

4. Kesehatan Mental dan Emosi yang lebih Baik

Pernikahan adalah komitmen yang menguras emosi. Bertemu seseorang yang berbeda karakter betul-betul akan mengubah kehidupan kita 180 derajat. Betulkah pernikahan itu sesuai dengan harapan kita ? Sanggupkah melewati segala perbedaan pendapat yang ada ? Kelelahan fisik dan emosi cenderung akan menyerang jika tak ada kerjasama dalam dua belah pihak. Salah satu harus mencoba berkorban.

Banyak sekali hal yang belum saya capai untuk diri saya sendiri, saya tidak sanggup berkorban untuk orang lain. Saya belum cukup bahagia sendiri. Jika saat menikah dan saya tidak merasa bahagia juga, saya takut mengalami stress dan tekanan batin yang dalam. Bagi saya, menikah seperti bermain judi, zonk atau jackpot, tak ada yang tahu. Bahkan pasangan yang awalnya baik saja, bisa selingkuh dan melakukan KDRT (Baca disini)

5. Kemandirian Finansial dan Menghindari Investasi Bodong

Dengan tidak menikah, maka pengeluaran akan lebih sedikit. Kita bisa mengelola uang sesuka hati kita tanpa perlu mempertimbangkan pendapat pasangan . Orang bilang, pernikahan membawa rezeki, saya tidak memungkirinya. Tapi ternyata tidak sesederhana itu. Menikah menggabungkan 2 insan berbeda dengan masing-masing beban dibawanya. Contoh beban itu adalah hutang, kebiasaan finansial tak sehat (Judi, Pinjol), masalah keluarga ( membiayai orang tua dan saudara).

Berbagai masalah finansial akan menohok dalam pernikahan. Uang perlahan-lahan akan menipis. Pernikahan memang didasari cinta tapi uanglah energinya. Suka tak suka, kita harus mengakui pernikahan adalah sebuah bisnis. Pernikahan bak sebuah investasi, ada energi yang dikeluarkan dan ada hasil yang diinginkan (Baca disini). Saat bisnis gagal, maka terjadi perceraian. Tercantum bahwa pada tahun 2023, masalah ekonomi menjadi faktor penyebab perceraian tertinggi, mencapai 60% dari total kasus perceraian di Pengadilan Batam (Baca disini).

Melihat hal diatas, maka saya memutuskan untuk tidak menikah. Saya tetap bisa merasa bahagia. Tapi belum tentu hal ini pasti. Setiap pilihan cenderung berubah dan tak ada pilihan yang salah. Yang bisa kita lakukan adalah hidup dengan baik dan membuktikan kalau kita memilih jalan yang benar. Best regards.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

RSS
Follow by Email
Verified by MonsterInsights